Conversation Partners

Setiap hari Rabu, di SMA YP Unila Bandarlampung, beberapa siswa berkumpul di bawah pohon beringi rindang yang berada di sudut lapangan sebelah timur. Mereka berkumpul bukan tanpa maksud yang pasti. Mereka berkumpul dalam rangka kegiatan Conversation Partners yang sebelumnya saya tawarkan ke seluruh kelas yang saya ajar. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan waktu, tempat, dan sarana bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan verbal bahasa Inggris mereka. Mereka hanya perlu datang pada jam istirahat ke-2, yaitu pada pukul 12.35, dan tinggal selama 15 s.d. 20 menit . Tanpa tema yang ditentukan mereka bebas bercakap-cakap dalam bahasa Inggris dengan saya dan seluruh siswa yang hadir.

Kegiatan ini terinspirasi dari sebuah program beasiswa yang pernah saya dapatkan dan ikuti. Nama dari beasiswa tersebut adalah IELSP. IELSP memberikan kesempatan bagi saya untuk belajar Bahasa Inggris dan Budayanya di Universitas yang ada di Amerika Serikat selama 2 bulan. Saya diberangkatkan ke University of Arkansas dan saya belajar di Spring International Language Center (SILC). SILC lah yang berinisiatif memberikan program “Conversation Partners” ini kepada saya. Dimana pihak SILC akan memberikan kami beberapa teman native speaker dari Amerika Serikat dimana kami dapat bercakap – cakap dengan mereka, pergi jalan – jalan, dan mengantarkan kemana saja kami ingin pergi. Namun tujuan utamanya adalah memberikan partner kepada kita untuk meningkatkan kemampuan verbal Bahasa Inggris. Saya rasa program itu sangat berarti dan efektif guna meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris saya. Untuk itu saya mencoba menerapkan hal serupa di SMA YP Unila.

Pertemuan perdana alhamdulillah dihadiri oleh 2 siswa. Namun, pada pertemuan kedua ada 8 siswa yang datang,  bahkan ada yang harus duduk lesehan atau berdiri. Semoga kedepannya kegiatan ini dapat memberikan sebuah gambaran kepada Siswa bahwa bahasa itu bukan suatu hal yang harus ditakuti sehingga mereka bisa bercakap – cakap dalam  Bahasa Inggris dengan bebas dan spontan tanpa ketakutan dan kecemasan. Semoga, kecemasan dan ketakutan siswa saat berbicara dapat sedikit dikurangi bahkan mungkin bisa hilang. Sehingga tidak ada lagi kata tidak berani, malu, tidak pede saat mereka akan memulai berbicara Bahasa Inggris.

Komentar

Postingan Populer