Sosok yang Kukenal

Aku mengenal seorang figur. Usianya sudah lebih dari setengah abad. Ia memiliki profesi yang sama denganku. Ia ialah sosok seorang Guru disiplin, tegas, namun humoris dan ramah. Tak heran kalau ia disukai murid – muridnya walaupun ia sering menghukum siswa yang melanggar tata tertib sekolah karna pribadinya yang suka guyon dan menyapa murid – muridnya. Ia mengajar disebuah sekolah Islam swasta didesanya. Sudah hampir tiga tahun ini ia tidak lagi bisa mengajar secara maksimal dikarenakan ada penyumbatan di otak kanan dan kirinya yang dikenal sebagai stroke. Sekitar sebulan yang lalu ia terkena serangan stroke lanjutan yang mengakibatkan keseimbangan dan gerak jalannya terganggu. Bukan hanya itu, suara yang menjadi modal dasar dalam mengajar pun terganggu. Ia membutuhkan bantuan seorang teman, tongkat berkaki 3, untuk menahan tubuhnya yang terhuyung kekanan dan kiri saat ia berjalan. Tongkat itu merupakan warisan dari keponakannya yang dulu terkena stroke dan sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Stroke umumnya memang menyerang sistem keseimbangan tubuh orang yang diserangnya. Tak jarang lelaki itu terjatuh saat mencoba untuk melangkahkan kakinya. Sekali lagi, aku sangat mengenal ia bahkan aku bisa melihat jelas ia sedang mengajar para remaja penghuni asrama sekolah madrasah yang terletak persis disamping kanan rumahnya, nyaris menempel dengan tembok rumahnya. 30 menit setelah adzan magrib berkumandang, sekitar 5 – 6 remaja dengan memeluk alqur’an, kitab kuning dan buku tulis mengetuk pintu rumahnya sembari bersama - sama mengucapkan salam. Aku bisa melihat jelas hal itu dari seberang setiap magrib nya. Sesaat setelah itu sang lelaki tersebut keluar dan duduk disalah satu kursi yang ada diruang tamu itu dan para santri sebutan untuk remaja – remaja yang ngaji tersebut duduk lesehan diatas tikar anyaman menghadap gurunya. Dimulailah pengajian tersebut dengan doa menuntut ilmu dan surat al fatihah dan dilanjutkan dengan membaca al qur’an secara bersama – sama. Setelah itu sang guru menerjemahkan ayat – ayat yang telah dibaca tadi serta menjelaskan asbabul nuzulnya. Setelah itu akan dilanjutkan dengan mengaji  ushul fiqih atau pelajaran tentang hukum – hukum islam.  Karena suaranya yang tidak selancar dan segamblang dulu. Kadang lelaki tersebut harus berhenti sejenak diantara kata – katanya untuk sekedar mengambil napas. Maklum aliran pernapasannya juga agak terganggu setelah stroke lanjutan yang menimpanya itu. Namun aku melihat semangat lelaki itu tidak pernah padam dalam mengajar walaupun dalam keadaanya yang seperti itu. Sekitar 2 jam ia habiskan untuk mengajar santri – santri tersebut. Ia mengajar dengan sukarela, ikhlas dan tanpa bayaran, gratis tis. Tapi ia seperti mendapatkan semangat dari kegiatan mengajarnya itu, dengan diselingi senda gurau dengan santri – santrinya akan sedikit mengurangi sakit yang sedang dideritanya itu. Diseberang aku melihatnya sembari berdoa kepada Alloh, semoga lelaki itu diberikan kesabaran dalam menerima cobaan dari tuhannya. Setelah itu kesembuhan akan datang, dipanjangkan umurnya, diampuni dosanya dan diberkahi hidupnya. Aamiin

Komentar

Postingan Populer